Sunday, January 16, 2011

MAHA KARYA

Cerita pendek (cerpen) ini karya gue dan sang cermet, Fika :') kita emang selalu kreatip  yaa, Fik hahaha INGAT!!! ini hanya sebuah hiburan, no offense dan merupakan kegilaan 2 siswa yang dimabuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah ;p muehehehe selamat membaca :D

    Matahari mulai menampakkan wajahnya, teteh embun pagi hari turun perlahan. Ku tengok keluar, membuka jendela. Mencoba menghirup udara agar masuk dalam saluran pernapasanku. Namun jendelanya tak dapat ku buka, mengapa? hu..hu..hu.. Ku perhatikan lama, ku teliti. Ternyata ada anak burung tersangkut disana! Seekor burung yang indah tapi... tapi ia remuk kejepit daun jendela :'( uh... kasihan. Lalu aku biarkan saja, itu bukan urusanku. Hah, sebaliknya aku lekas mandi. Lihat badanku! sudah tak keruan... Kuambil handuk, celana dalam, beha dan sikat gigi. Menuju kamar mandi bagai air terjun yang indah. Kunyalakan shower, ah betapa segarnya... tapi, kenapa airnya berubah menjadi warna merah??? Aaaaaarrrgghh!!! Ada apa ini? Aku berfikir sejenak... ah mungkin saja ini hantu saat aku main jelangkung minggu lalu. Yasudahlah, biar saja ia bergentayangan di kamar mandiku. Kusudahi saja ritual mandi pagi ini. Dengan mandi bunga sebagai penutup, bergegasku keluar kamar mandi. Handuk yang kupakai berubah menjadi warna merah. Mama menjerit, 
    "Aaaarrrggg!!! Handukmu kenapa???"
    "Kena darah jalangkung kali, heboh mat sih mama!?"
Tiba-tiba mama terkapar pingsan! Yah, hanya mama yang memperhatikanku. Aku hanya tinggal berdua dengannya. Tapi tak aku hiraukan ia, sudah biasa ia pingsan sehabis melihat aku mandi. Mungkin terpana melihat tubuhku yang bahenol. Setelah bersiap-siap, aku berangkat ke BTM.

    Sesampainya di BTM... Aku bingung mau ngapain. Muter-muter malah ketemu alay. Yaudahlah, aku memutuskan untuk makan karena perutku sudah lapar. Pesananku akan diantar ke meja dimana aku duduk menunggu, tiba-tiba... Aaarrrgghhh!!!? Ada permen karet dibangkuku!!!! SIALAAANN!! Pantatu tak bisalepas dari kursi! Tiba-tiba permen karet itu bergejolak. Terasa seperti ia menari-nari dipantatku. Aku berusaha melihat apa yang terjadi di pantatku, tapi... aku tak bisa melakukannya. Rok yang aku pakai masih tertempel tak bisa lepas. Yasudah, kulepaskan saja rokku. Untunglah aku sempat memakai boxer. Nekat. Ketika rok yang terpasang aku lepas, orang-orang sekelilingku menatap dengan senyum. Senyuman setan!! Aku tatap kembali saja mereka, dan mereka pun membuang muka karena tatapan garangku. HAHAHA AKU MENANG!!! Namun, tiba-tiba ada yang mengecupku. Pipiku. Ah, siapa itu? ternyata... mas-mas pengantar makanan!


    "Selamat menikmati", ucapnya setelah menciumku.
Aku garang. Kutampar wajahnya karena telah mengecup pipiku! Berani-beraninya dia, ucapku kesal dalam hati. Lalu aku siramkan makanan yang telah dia antarkan tepat ke wajahnya. Lelaki itu menangis. Apakah yang aku lakukan telah melukai hatinya? 
    "Maaf... Aku, refleks", ucapku kepadanya.
Dia menatapku garang. Lalu pergi begitu saja dengan wajah merah bekas tamparanku. Setelah ia pergi, aku pun melahap makanan yang telah kubeli. Kuhabiskan sampai bersih. Berfikin sejenak. Untuk apa aku kesini? Ah ya!! Aku janjian dengan pacarku untuk bertemu disini. Aku punya pacar? Seingatku, pacarku sudah mati ketakutan di gentayangin oleh hantu jelangkung itu. Ya, aku akan bertemu dengan ruh-nya disini. Aku ingin minta bantuannya untuk mengusir jelangkung yang sering menggangguku. Aku keluarkan handphone, mencari kontak nama kekasihku. Dan... KETEMU!!!! Segera kuhubungi pacarku, sambil menunggu jawaban terdengat sebuah lagu NSP. Hmm... lagu itu... lagu yang mengingatkan aku akan sesuatu...
Ku tersanjung... ku sayang mama... wowohuwow... ku tersanjung...

    Air mataku pun menetes mendengar lagu itu. Menginjak reff, akhirnya diangkat juga teleponku. Terjadilah transaksi diantara kami. Transaksi? YUP! Jangan salah... meskipun ia pacarku, tapi ia tetap minta bayaran kepadaku hhh

    "Darahku?? kenapa harus darahku sebagai bayarannya?", tanyaku
    "Khaarehna akhu daphat hiduph kembhali denganh darahhmuh", jawabnya dengan suara ruh-nya.

    Setelah berfikir lama, pulsaku pun harus habis terpakai karena lamanya aku berfikir. Aku putuskan untuk meng"IYA"kan saja permintaannya itu. tapi aku punya rencana bagus... Baiklah, aku pergi sekarang. Dengan meninggalkan rokku, aku segera ke pasar membeli bunga 7 rupa. Bercelanakan boxer, aku pergi ke pasar anyar naik angkot 02. Dan angkot itu ngetem!!! LAMAAAAAAAA.... Aku pun menghardik si supir agar segera berangkat,
    "Bang cepetan dong Bang!!!",
    "Sabar atuh neng",
    "Saya bisa bunuh abang sekarang kalau tidak segera berangkat!!!",
tatapku garang pada si abang angkot itu. Dan akhirnya ia pun segera menjalankan angkotnya. Setelah si supir menjalankan angkot, aku memasukkan kembali pisauku.

Sampailah aku ditempat langananku untuk membeli bunga 7 rupa.
    "Campur bang, ga pake sasa sama sayur"
    "Berapa bungkus neng?"
    "emm... 5 ribu aja deh"
    "oke", beberapa hari kemudian... "nih neng!!"
    "zzz... zzz... zz.."
    "Neng bangun neng! ini pesenannya",
abang menggoyang-goyangkan tubuhku yang diam saja. Kerena jengkel, akhirnya ia pun mati gantung diri. Saat aku terbangun... aku pun tersadar bahwa pesananku telah siap. Tapi, Abang?? ABANG!! Aku panik... karena takut tertangkap polisi, akhirnya aku putuskan untuk membawa jasad abang-abang ini untuk kelak aku serahkan pada kekasihku. Dia pasti akan sangat senang. Segera aku tinggalkan tempat ini. Ku mutilasi si abang bunga dan kumasukan ke kantong celana, kantong baju, dan sisanya kubawa menggunakan kantong plastik. Aku segera menyingkir dari tempat ini.


    Di rumah, aku keluarkan tubuhnya lalu madi besar. Sambil menunggu sang kekasih, aku mandi bunga 7 rupa. Bersiap-siaplah aku ke kuburan pacarku dengan membawa mayat abang bunga. Sebelum sampai disana, tiba-tiba ponselku berbunyi, ada sms yang mengatakan bahwa abang angkot tadi kecelakaan karena aku suruh buru-buru. Bulu kudukku merinding... Ternyata, pacarku yang membantu membalaskan dendamku. HAHAHA... saat aku tertawa, hantu jelangkung, hantu abang angkot dan abang bunga menghampiriku. Bergentayangan... aku lihat pohon kamboja didepanku. Dan aku berfikir untuk... Ah! sungguh tak sanggup lagi aku jalani hidup ini! Terlalu banyak yang menggentayangi diriku! Perlahan aku dekati pohon kamboja itu. Kusiapkan tali dan ku ikat pada puncaknya.


    Selamat tinggal dunia... Kukaitkan leherku pada tali itu. Siap... aku loncat dan aku merasa gelap.

---sekian---

1 comment: